4:37 AM

(0) Comments

Entrepreneurial Intelligence (Entre Q)

The Team of Spirit

Kecerdasan berwirausaha (Entrepreneurial Intelligence) adalah kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah maksimal bagi dirinya secara berkelanjutan. Entre Q adalah bagian dari manajemen diri, yaitu bagaimana orang dapat mengendalikan kehidupannya, secara finansial, emosional, sosial dan spiritual pada masa kini maupun masa depan.

“The spirit and ability to create added value from the implementation of creativity and personal strengths into a sustainable and profitable business venture,” yaitu Sebuah dorongan hati dan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan kreativitas dan kekuatan pribadinya menjadi sebuah usaha yang bisa memberi nilai tambah bagi dirinya.

Entre-Q bukan sekedar keterampilan membangun bisnis semata, tetapi lebih dari itu yaitu sebuah pola pikir dan pola tindak yang menghasilkan kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah dari setiap sumber daya yang dimiliki.

Untuk menjadi entrepreneur yang sukses, hal pertama yang harus dimiliki adalah keyakinan dan keberanian untuk memulai langkah pertama kita (action), keluar dari zona kenyamanan kita dan mulai mengubah diri (transformasi) melalui serangkaian kebiasaan-kebiasaan baru menjadi seorang entrepreneur.

Sepuluh kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, yaitu:

1. Find Your Purpose and Dream All the Time
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat kita mencapai target impian kita, maka segeralah membuat impian baru yang dapat memacu, memberi semangat dan antusiasme untuk mencapainya. Biasakanlah untuk memiliki target, harian, bulanan maupun tahunan. Apa pun impiannya, “minumannya selalu” kata SMART (specific, measurable, achieveable, Reality-based, Time frame): harus spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai berdasarkan realitas dan memiliki waktu tertentu.

2: Never-ending Innovation
Impian saja tidak cukup. Impian harus ditunjang oleh inovasi tiada henti. Terjemahkan impian itu menjadi inovasi untuk pengembangan bisnisnya. Jika impian dan tujuan hidup merupakan fondasi bisnis, inovasi diibaratkan pilar yang menunjang kokohnya bisnis itu. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan product management, customer management, cashflow management, systems, dll. Untuk berinovasi kita memerlukan kecerdasan kreatif (creative intelligence). Caranya adalah dengan berlatih untuk mencapai conscience kita sebagai sumber kreativitas dan intuisi bisnis kita.

3: Learn – Change and Grow
Belajar, belajar dan belajar. Kehidupan ini penuh dengan berbagai peluang dan kesempatan untuk kemajuan, penyempurnaan dan pertumbuhan. Apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita adalah bagian dari sebuah proses alami untuk membantu kita dalam belajar, berubah dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Manakala seorang entrepreneur berhenti untuk belajar dan memperbaiki diri, saat itulah berarti dia mengambil keputusan untuk berhenti menjadi seorang entrepreneur.

4: Accumulate Your Assets
Tujuan seorang entrepreneur bukanlah menjadi business owner maupun investor. Tetapi untuk mencapai kebebasan finansial dan dapat meraih impiannya. Untuk mencapai kebebasan finansial adalah dengan memiliki kebiasaan untuk mengakumulasikan atau menambah aset di balance sheet sehingga menambah pemasukan ke dalam income statementnya. Cara termudah adalah dengan menabung. Dan yang penting bukan berapa jumlah ditabung, melainkan kesadaran untuk menjadi lebih kaya. Balance sheet pribadi maupun usaha yang kita miliki harus senantiasa menunjukkan penambahan aset kita.

5: Use Leverage Concept to Build Your Business
Seorang entrepreneur harus mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai impiannya. Sebagai ilustrasi kekuatan dari leverage (pengungkit) adalah restoran waralaba hamburger MacDonalds. Bagaimana mereka dapat menjadi besar. Bayangkan betapa efisien dan canggihnya para eksekutif dan karyawan MacDonalds sehingga mampu membangun satu outlet restoran setiap beberapa jam saja.

6: Nurture-Equip-Develop Your People
Untuk memanfaatkan waktu dan tenaga orang lain, seorang entrepreneur harus memiliki kemampuan dan passion untuk mengembangkan orang-orang di sekelilingnya. Seorang pemimpin yang baik tidak diukur dari berapa banyak pengikutnya atau pegawainya, tetapi dari kualitas orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin-pemimpin baru di sekelilingnya. Inilah proses yang disebut dengan developing, yang tidak sekedar meningkatkan keterampilan tetapi lebih penting adalah mengembangkan karakter dan kemampuan intra maupun inter-personal sebagai pemimpin bisnis.

7: Systemize Your Business
Sebuah usaha baru dapat dikatakan established ketika sudah dapat membangun sistem bisnis yang efektif dan efisien. Dengan menyiapkan dan menyempurnakan sistem-sistem tersebut pada akhirnya organisasi tidak tergantung pada orang semata, tetapi sistem yang dijalankan oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

8: Build Network & Alliances
Apa yang paling penting untuk memulai usaha adalah memiliki jaringan yang cukup kuat untuk membantunya, baik dari segi peluang bisnis, modal, maupun akses. Memang, memiliki jaringan saja tidak cukup. Tetapi jaringan merupakan prasyarat penting untuk memulai segala sesuatunya ketika kita tidak memiliki apa pun. Sekecil apa pun jaringan yang kita miliki, bangunlah, rawatlah dan peliharalah. Kita tidak pernah tahu kapan kita membutuhkan jaringan tersebut.

9: Be A Smart Investor
Kebiasaan untuk selalu belajar dan melakukan investasi bisnis yang tepat dalam pengelolaan portofolio aset kita merupakan hal yang sangat penting. Menjadi entrepreneur yang sukses bukanlah sekedar memiliki usaha sendiri namun juga mampu mengelola portofolio aset kita dan mengembangkan bisnis secara vertikal dan horisontal.
Salah satu kekuatan entrepreneur yang cerdas dan sukses adalah kemampuannya dalam mengelola portofolio asetnya sehingga senantiasa berkembang dan bertambah banyak.

10: The Power of Giving: Give and Be Grateful
Beramal dan mengucap syukur. Inilah yang menjadi rahasia mengapa orang-orang sukses seperti Andrew Carnegie, Bill Gates, John Rockefeller, Alfred Nobel, dan sebagainya adalah philanthropist (dermawan) sejati. Mereka memahami benar makna memberi dan mengucap syukur (charity and gratitude). Proses penciptaan realitas kehidupan kita diawali dengan keyakinan. Cara menunjukkan keyakinan atau iman tersebut adalah dengan mengucap syukur atas kelimpahan berkat yang diberikan Tuhan (thankfulness in advance – to be grateful before the creation).
Seringkali kita justru berdoa dalam kerangka berpikir kekurangan (statement of lack), padahal justru sebaliknya kita harus berdoa dengan penuh rasa syukur atas segala berkat kelimpahanNya dalam kehidupan kita (statement of gratitude).
Beramal (charity) adalah pengungkapan syukur (gratitude) kita atas anugerah kelimpahan dari Tuhan, sehingga bawah sadar kita berpikir bahwa kita berkecukupan bahkan berkelimpahan (prosperity consciousness). (Disarikan dari berbagai sumber)
0 Responses to "Entrepreneurial Intelligence (Entre Q)"